Remaja Pembunuh ini Idolakan Slender Man, Tokoh Badan Tinggi Tanpa Wajah

1
598
Remaja Pembunuh ini Idolakan Slender Man, Tokoh Badan Tinggi Tanpa Wajah
Remaja Pembunuh ini Idolakan Slender Man, Tokoh Badan Tinggi Tanpa Wajah

NF (15), seorang remaja yang membunuh seorang bocah lelaki berusia 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat rupanya gemar menonton film horor, bahkan mengidolakan tokoh-tokoh dalam film Slender Man.

Informasi yang didapat oleh polisi, tersangka mengaku sangat suka menonton film horor dan kekerasan. Situs IDN Poker Terbaru 2020

“Pengakuan pelaku suka menonton film horor, bahkan ada film Chucky, itu hobinya,” kata Kepala Humas Polda Metro Jaya, Komisioner Pol Yusri Yunus, Sabtu (7/3/2020) siang.

Selain film Chucky, NF juga hobi menonton film Slender Man, bahkan karakter film tersebut sempat digambarkan secara singkat oleh NF di selembar kertas dan merupakan karakter favoritnya.

Jumlah gambar yang dibuat oleh NF ini adalah sekitar 13 gambar dan ada beberapa kalimat di dalamnya.

“Total ada tiga belas, di sini. Ini adalah fotonya semua,” kata Wakil Kepala Kepolisian Daerah Metro Jakarta, AKBP Susatyo Purnomo Condro, dalam konferensi pers.

Dilaporkan oleh TribunJakarta, gambar didominasi oleh gambar wajah perempuan seolah-olah mereka sedih dan ada beberapa kalimat yang juga ditulis. Situs Betting Terpercaya

Di antara ini adalah kata-kata, ‘Tetap tenang dan beri aku siksaan’ yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Tetap tenang dan beri aku siksaan’.

Selain gambar dan kalimat, beberapa perasaan dan emosi para pelaku dituangkan ke papan tulis. Ovopoker

Sekarang papan dan kertas yang berisi gambar itu kini telah dibawa oleh polisi untuk digunakan dalam proses penyelidikan lebih lanjut.

Wakil Kepala Polisi Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Susatyo Purnomo menunjukkan notebook milik seorang remaja berusia 15 tahun yang membunuh seorang anak laki-laki berusia 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI / Facebook) Ingin menghapus mayat

NF telah berpikir untuk membuang mayat para korban, tetapi dibatalkan dan memilih untuk tetap di lemari.

Kasus pembunuhan APA, seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun yang dilakukan oleh seorang remaja perempuan berusia 15 tahun di Sawah Besar, Jakarta Pusat, membuat penduduk gempar.

Penduduk terdekat mengemas lokasi untuk menonton ketika polisi datang ke tempat kejadian untuk melakukan inspeksi.

Mereka juga tidak bisa memahami acara tersebut, terutama pelaku adalah anak yang masih duduk di kelas 3 SMP.

“Ya Tuhan, sayang sekali, Gusti,” kata seorang penduduk ketika mayat itu dibawa oleh ambulans.

Tidak hanya masyarakat setempat dikejutkan oleh kejadian itu, polisi pada awalnya juga terkejut dengan laporan yang diterima.

NF sendiri melaporkan kasus yang dia alami, dia pergi ke Kantor Polisi Taman Sari di Jakarta Pusat dan mengklaim telah membunuh seorang anak laki-laki berusia 6 tahun.

“Tersangka datang ke Kantor Polisi Taman Sari, Jakarta Barat dan mengklaim telah membunuh korban, kemudian Kantor Polisi Taman Sari menghubungi Kantor Polisi Sawah Besar, Jakarta Pusat,” kata Kepala Polisi Metro Jakarta Pusat, Komisaris Senior Heru Novianto, Jumat (6/3/2020).

Selama penyelidikan, polisi menemukan korban dalam kondisi terikat erat di lemari tersangka.

“Setelah kami periksa, kepala polisi (Sawah Besar) benar dan di dalam lemari ada mayat,” kata Heru.

Kronologi

Insiden pembunuhan itu dilakukan oleh NF di rumahnya sendiri di daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2020).

Dilaporkan oleh Kompas, com, dari informasi yang diperoleh, NF mengakui kepada polisi bahwa ia terinspirasi oleh adegan dalam sebuah film.

Korban yang mengunjungi rumah tersangka terbunuh dengan cara direndam dalam bak mandi selama 5 menit.

Bocah 6 tahun itu awalnya disuruh mengambil mainan di bak mandi, korban diangkat dan dimasukkan ke bak mandi kemudian ditenggelamkan.

Tidak berhenti sampai disitu, tersangka NF juga mencekik leher korban. Setelah korban lemas, korban diikat dan dimasukkan ke dalam lemari.

Tersangka pada awalnya bermaksud untuk membuang mayat korban, tetapi niat itu dibatalkan dan disimpan di lemari.

“Setelah (korban) lemas, kemudian dibawa ke atas, ditahan. Karena (korban) berdarah, kemudian diisi dengan tisu dan diikat. Awalnya ingin dibuang karena sudah sore, akhirnya disimpan di lemari, “kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Heru Novianto.

Keesokan harinya, dalam perjalanan ke sekolah, tersangka memilih untuk berganti pakaian dan menyerahkan diri ke Kantor Polisi Taman Saro, Jakarta Barat.

Libatkan Psikiater

Untuk menyelidiki kasus ini, polisi akan melakukan tes psikologis terhadap para pelaku.

Karena metode yang digunakan oleh pelaku cukup sadis, bahkan para pelaku tidak menyesali tindakan yang telah dilakukan bahkan mengaku puas.

“Selain melakukan tempat kejahatan di tempat hilangnya nyawa para korban, kami ingin mengeksplorasi sejauh mana hubungan atau aspek kejiwaan yang akan dibutuhkan dalam pemeriksaan kejiwaan,” kata Wakil Kepala Polisi Metro Jakarta AKBP Susatyo Purnomo , dikutip oleh TribunJakarta.

Facebook Comments

1 COMMENT

Comments are closed.