Tak Ada Lockdown di Indonesia

1
495
Tak Ada Lockdown di Indonesia
Tak Ada Lockdown di Indonesia

Jumlah pasien korona positif terus menunjukkan tren kenaikan. Sejak diumumkan bahwa ada dua orang positif dari Covid-19 pada hari Senin 2 Maret 2020, jumlahnya meningkat secara dramatis. Ovopoker

Dalam waktu 2 minggu, diajukan pada hari ini, Senin 16 Maret 2020, jumlah pasien positif Covid-19 melonjak menjadi 134 orang.

Suara bagi Indonesia untuk mengambil langkah kuncian bergema. Ini adalah langkah agar virus tidak menyebar sehingga korban yang terpapar bisa diperbaiki.

“Beberapa negara telah melakukan isolasi massal atau mengunci kegiatan yang ditawarkan terkait dengan virus korona (Covid-19). Namun, jumlah positif Covid-19 terus bertambah, Indonesia belum menggunakan kebijakan tersebut,” kata Wakil Ketua Departemen Parlemen Indonesia Sufmi Dasco Ahmad, Senin (16/3/2020).

Dia meminta pemerintah untuk terus berkoordinasi dan berkomunikasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam mentransfer virus korona atau Covid-19. Situs Betting Terpercaya

Anggota Komisi IX DPR Fraksi PAN Saleh Partaonan Daula meminta pemerintah untuk mempelajari wacana kuncian di Indonesia. Menurut Saleh, penelitian dapat dilakukan dengan mengundang pakar virus untuk meminimalkan Corona Virus atau Covid-19 yang kian meluas.

“Alasannya, kunci wacana itu telah diundang oleh berbagai kelompok. Tidak hanya orang awam, yang juga disetujui oleh para ahli dan akademisi,” kata Saleh.

Salah satu pakar virus yang meminta pemerintah untuk segera menguncinya menurut Saleh adalah seorang ahli dari Universitas Indonesia. Namun Saleh tidak menyebut nama ahli.

“Saya membaca salah satu tulisan pakar virus Universitas Indonesia. Dia dengan tegas menyatakan bahwa Indonesia harus segera dikurung. Dia mengatakan, itu adalah salah satu cara untuk membantu menangani masalah pandemi seperti ini,” kata Saleh. Situs IDN Poker Terbaru 2020

Menurut Saleh, disepakati bahwa penguncian belum disetujui dengan politik. Itu murni dari nama aslinya untuk melindungi publik dari Corona yang telah menjadi pandemi global.

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menganggap corona casters sebagai kondisi berbahaya. Selain itu, WHO telah meningkatkan status penyebaran virus Covid-19 ke tingkat pandemi.

“Ini sangat mendesak, ini adalah musuh yang tak terlihat dan bahaya yang tidak diketahui,” kata JK.

Untuk memulihkan penyebaran virus korona, JK secara positif menilai langkah penguncian. Namun, harus ada persiapan yang matang jika ingin menerapkannya.

“Cina telah berhasil melewati 100%. Pengunciannya harus sangat disiplin, yang bisa dilakukan adalah Indonesia bisa diinstruksikan, tetapi harus dipersiapkan seperti ekonominya, dan lainnya,” tegas JK.

Tak Ada Lockdown

Dalam kunjungannya di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, Jumat 13 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown seperti negara lain.

“Belum terpikir ke arah sana,” kata Jokowi.

Penegasan itu kembali disampaikan Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020). Ia menyatakan kebijakan itu belum akan diambil saat ini. “Saat ini tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” tegas Jokowi.

Mantan Gubernur DKI itu juga menegaskan, kebijakan lockdown merupakan ranah Pemerintah Pusat. Sehingga pemerintah daerah tidak memiliki hak untuk mengeluarkan kebijakan tersebut.

Pernyataan Jokowi seakan menutup pintu lockdown bagi pemerintah daerah. Namun begitu, kebijakan semi lockdown ini diterapkan di kawasan Puncak Bogor, Jawa Barat.

Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, meski belum adanya temuan kasus suspect COVID-19, Pemkab Bogor tetap berupaya memperketat sejumlah lokasi, yang banyak dikunjungi wisatawan asing, khususnya kawasan Puncak dan daerah perbatasan dengan Depok dan Bekasi.

“Kita sepakat sejumlah kawasan wisata di Kabupaten Bogor, seperti wilayah Puncak kita berlakukan Semi Lockdown (semi isolasi),” kata Ade, Minggu (16/3/2020).

Menurutnya, semi lockdown hanya difokuskan terhadap turis asing. Karena tempat-tempat wisata yang berada di wilayah perbatasan Cianjur sampai saat ini masih banyak dikunjungi wisatawan mancanegara terutama dari Timur Tengah.

“Kita sudah komunikasikan secara intensif dengan para pelaku usaha hotel dan restoran di Puncak terkait kebijakan antisipasi wabah Corona ini,” ucap Ade.

Ade menerangkan, pertimbangan diberlakukan semi lockdown agar industri pariwisata di kawasan Puncak tidak mengalami penurunan drastis imbas virus corona yang terus merebak di Indonesia.

“Seandainya di lockdown total selama dua minggu, kasihan mereka mau cari makan dari mana, kebanyakan pekerja harian. Mending kalau ada yang ngejamin, mereka diam di rumah selama dua Minggu, kemudian disediakan berasnya dan ini lauk-pauknya. Masa kita harus membiayainya, kan tidak mungkin,” kata dia.

Meski begitu, pihaknya tetap akan melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat terhadap para wisatawan mancanegara maupun domestik yang datang ke wilayah tersebut. Langkah ini untuk mengurangi penyebaran virus yang belum ada obatnya itu.

“Semi lock down ini juga supaya kita khususnya warga lebih aware terhadap pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” ucapnya.

Facebook Comments

1 COMMENT

Comments are closed.