Kasus Ilham Bintang Menguak Celah Prosedur SIM Card dan Pemalsuan e-KTP

0
350

Nomor modul identitas pelanggan (SIM) atau kartu seluler Indosat yang dimiliki oleh pendiri media Cek dan Ricek, Ilham Bintang dicuri oleh orang tak dikenal. Akibatnya, ratusan juta uang di akunnya juga habis terjual. Ovobetting

Pakar dunia maya dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, melihat kasus Ilham Bintang sebagai kesalahan pihak operator.

Menurutnya, di era digital dan semua perangkat yang terhubung, nilai Kartu SIM sama dengan menyimpan kata sandi. Keamanan informasi sensitif, katanya, tidak hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga operator yang menyimpan informasi pelanggan yang berharga. Situs Betting Terpercaya

Ini adalah bobolan dari penyedia, tetapi masalahnya tidak sesederhana itu. Ini rumit. Pemerintah berkontribusi karena orang dengan mudah membuat KTP palsu, “kata Alfons seperti dikutip oleh Cyberthreat.id, Jumat (17/1/2020)

Alfons mengingatkan bahwa Kartu SIM adalah faktor otentikasi utama sehingga pengguna dan penyedia telekomunikasi harus ekstra hati-hati. Penipu adalah orang yang lebih berani dan lebih pintar. Terbukti dengan penangkapan CCTV.  Situs Poker IDN Terbaru 2020

“Soal fotokopi kartu identitas elektronik di gerai, pada kenyataannya, jika di penyedia lain sama. Kami hanya diminta menunjukkan (KTP), tidak ada yang meminta salinannya. Sekarang, prosedur standarnya tidak jelas.”

Ilham yang berada di luar negeri ketika penipu beraksi memiliki dua kemungkinan terkait dengan penggunaan kartu SIM-nya

Pertama, aktifkan kartu bahasa Indonesia yang tentu saja mahal. Kedua, menggunakan kartu penyedia yang dimiliki oleh penyedia di Australia.

“Penipu ini tahu bahwa korban ada di luar negeri,” Alfons menekankan.

“Itu sebabnya dia datang ke outlet (Indosat). Ketika diminta untuk melakukan SIM Swapping, artinya tidak terdeteksi. Logikanya, pertukaran SIM pasti akan membuat kartu korban tidak aktif.”

Alfons menilai bahwa operator telekomunikasi harus memiliki sistem dan prosedur standar mengenai peraturan, pertukaran kartu SIM di outlet dan layanan pelanggan.

Berkaca pada kasus penipuan yang menimpa Ilham Bintang, kesalahan lebih besar dari operator karena mudah untuk bertukar SIM tanpa crosscheck dengan hati-hati.

“Prosedurnya harus lebih ketat untuk mengganti kartu SIM ini,” katanya.

Dia mengatakan, ketika seseorang pergi ke layanan pelanggan untuk bertukar SIM, maka operator memiliki hak penuh untuk memeriksa ulang dan memverifikasi.

Apakah crosscheck melalui jejak telepon, jejak SMS, sehingga tidak sembarangan memainkan kartu pengganti tanpa tujuan yang jelas.

Sebelumnya dilaporkan, seorang jurnalis senior dan pengusaha Ilham Bintang mengakui rekening banknya. Saat itu dia sedang di Australia. Ia baru mengetahui insiden pembobolan pada Senin (6/1/2020).

Kejadian ini bermula ketika pendiri media mengecek dan Ricek berada di Sydney, Australia, Sabtu (4/1/2020) pagi. Dia menemukan kartu seluler Indosat-nya menunjukkan kata ‘SOS’ dan tidak ada jaringan. Bahkan, Ilham telah membeli paket roaming untuk digunakan di Australia ketika ia tiba di Sydney sejak (30/12/2020) pagi.

Rupanya, modul identitas pelanggan (SIM) atau kartu selulernya dicuri oleh orang tak dikenal. Pelaku melakukan penipuan dengan mode SIM swap (Swapping SIM). Ini berarti bahwa SIM yang dipegang oleh korban mengubah kepemilikan kepada orang lain. Akibatnya, ratusan juta uang di rekening banknya terkuras. [rif]

Facebook Comments