Situasi Memanas, TNI Kirim Tim Elite Melawan Kelompok Berbahaya Papua, Situasi Terburuk akan Terjadi.

0
214
Situasi Memanas, TNI Kirim Tim Elite Melawan Kelompok Berbahaya Papua, Situasi Terburuk akan Terjadi.
Situasi Memanas, TNI Kirim Tim Elite Melawan Kelompok Berbahaya Papua, Situasi Terburuk akan Terjadi.

TNI mulai kehilangan kesabaran menghadapi aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang semakin berani bertindak.

KKB semakin berani menantang aparat keamanan dan memicu kontak senjata. Semar4d Bandar Togel Terbesar dan Terpercaya

Menyadari hal tersebut, TNI kini tidak mau main-main lagi.

Mereka berencana mengirimkan pasukan tangguh di segala bidang, yakni Batalyon Infanteri Mekanis Kostrad 412 ke Papua.

Pasukan berlambang Black Scorpion ini akan menjalankan misi sebagai Satgas Pengamanan Mobil di Wilayah Papua.

Belijitu Bandar Togel Terbaik Di Asia 2021

Namun, tidak menutup kemungkinan mereka juga akan menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua yang semakin berani bertindak.

Peluncuran dari situs resmi Divisi Infanteri 2 Kostrad, Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad, Mayjen TNI Tri Yuniarto meninjau pelatihan siap pakai Divisi Infanteri Mekanik Infanteri Kostrad 412 di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Jumat (12/3/2021).

Kunjungan ini bertujuan untuk mengecek langsung kesiapan dan kesiapan prajurit Batalyon Infantri Mekanik Kostrad 412 yang akan menjalankan tugas operasional Satgas Pengamanan Mobil di wilayah Papua.

Di Pratugas ini latihan siap dilakukan selama 14 hari guna mempersiapkan dan memberikan perbekalan kepada seluruh prajurit. Link Altenatif Daftar Login JituSeratus 2021

Dalam kesempatan tersebut, Pangdivif 2 Kostrad memberikan arahan dan penekanan kepada seluruh prajurit yang tergabung dalam Satgas.

“Dengan latihan pratugas ini kita bisa mengukur sejauh mana kesiapan dalam melaksanakan tugas ke depan dalam menghadapi tugas operasional di wilayah Papua,” kata Mayjen Tri Yuniarto.

“Pratugas ini siap latihan, selain untuk meningkatkan kemampuan prajurit, terutama kemampuan bertempur, juga untuk mengetahui sejauh mana kesiapan prajurit dalam menjalankan tugasnya sebagai Satgas Pengamanan Mobil di Papua,” ujarnya.

Diluncurkan dari Wikipedia, Batalyon Infanteri Mekanik 412 / Bharata Eka Shakti sebelumnya dikenal sebagai Batalyon Infanteri 412 / Raider atau Batalyon Infanteri 412 / Bharata Eka Shakti.

Batalyon Infantri Mekanik Raider 412 merupakan salah satu Batalyon Infantri yang tergabung dalam Brigade Infanteri Mekanik Baladaya 6 / Trisakti Divisi Infanteri 2 / Kostrad.

Pasukan ini bermarkas di Purworejo, Jawa Tengah.

Dari awal berdirinya hingga saat ini, telah terjadi banyak proses perubahan.

Saat ini yonif mekanik 412 dilengkapi dengan kendaraan lapis baja M113.

Cikal bakal terbentuknya Yonif 412 / Raider Kostrad dimulai dengan Batalyon Roi 1 Batalyon 13 “451” yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Panglima Tertinggi – VII / Dip nomor KPTS / 58/7/1959 tanggal 15 Juli 1959.

Kemudian diresmikan pada tanggal 1 Agustus 1959 oleh Pangdam VII / Diponegoro Kolonel Inf Soeharto di alun-alun Purworejo.

Dengan adanya penataan batalyon di Kodam VII / Diponegoro berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII / Diponegoro nomor Kep / 38/8/1965 tanggal 1 Agustus 1965, Batalyon Infantri 451 dilebur menjadi Yon “L” dengan tunggul. bergambar Scorpio atau kalajengking dengan nama “Bharata. Eka Shakti” yang berarti kesatria yang kuat dan memiliki kekuatan yang luar biasa.

Berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII / Dip nomor Kep / 8/2/1966 tanggal 7 Februari 1966, semua Batalyon Pangkat 6 yang semula berkode huruf diganti dengan kode angka sehingga Yon “L” diganti namanya. ke Yon 412.

Sedangkan penggunaan lokasi “412” oleh seluruh anggota dilakukan bertepatan dengan Hari Keajaiban Pancasila (1 Oktober 1966).

Berdasarkan ketetapan Pangdam VII / Dip nomor Kep / 11 / I / 1978 tanggal 20 Januari 1978, status Brigif 6 Batalyon termasuk Yonif 412 dipisahkan dari Kodam VII / Dip dan selanjutnya masuk dalam organisasi Administrasi Kostrad hingga penunjukannya menjadi Batalyon Infanteri 412 Brigif 6 Kostrad. .

KKB Papua menjadi sandera bagi pilot dan penumpang pesawat

Sementara itu, KKB Papua semakin berani beraksi, mereka telah menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat PK-BVY Susi Air selama 2 jam pada Jumat (12/3/2021).

Mereka disandera saat mendarat di bandara di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua.

Namun, sandera tersebut berlangsung singkat karena tak lama kemudian KKB Papua membebaskan mereka.

TNI-Polri saat ini sedang memburu KKB Papua yang menjadi pelaku aksi penyanderaan.

Berikut rangkuman fakta lengkap yang dilansir Kompas.id dalam artikel ‘KKB Sasaran Pesawat Perintis, Pilot, dan Penumpang Ditampung di Puncak’

  1. Pilot dan penumpang disandera oleh 30 KKB Papua

KKB Papua menyandera pilot dan tiga penumpang pesawat PK-BVY Susi Air pada Jumat (12/3/2021) saat mendarat di bandara di Distrik Wangbe, Kabupaten Puncak, Papua. Mereka baru dibebaskan dua jam kemudian.

Demikian disampaikan Panglima Kodam 173 / Praja Vira Braja Biak, Brigjen TNI Iwan Setiawan saat dihubungi dari Jayapura, Sabtu (13/3/2021).

Iwan mengatakan, pilot pesawat yang dikemudikan oleh Kapten John Terrence Hellyer yang merupakan warga negara Selandia Baru dari Timika tersebut tiba di Distrik Wangbe pada pukul 06.20 WIT.

Lapangan Terbang Wangbe berjarak 47 kilometer dari Ilaga, ibu kota Puncak, dan belum ada jaringan telepon atau internet di sana.

Usai pendaratan, sekitar 30 anggota KKB Papua yang menyatakan diri sebagai Organisasi Papua Merdeka atau OPM mendatangi pesawat tersebut.

Mereka juga menyandera pilot dan tiga penumpang di depan dua pucuk senapan.

“Mereka mengancam pilot agar tidak mengangkut anggota TNI dan Polri.

Mereka juga mengungkapkan kekecewaannya karena tidak mendapatkan dana desa dari perangkat desa setempat, ”kata Iwan.

  1. Cara pilot dan penumpang melarikan diri

Cara pilot dan penumpang bisa lolos dari sandera KKB Papua cukup sederhana.

Yakni dengan dibujuk.

Iwan menambahkan, KKB Papua melepas pilot dan penumpangnya setelah ada bujukan dari salah satu penumpang.

Pilot kembali dengan selamat dengan pesawat Susi Air ke Timika.

“Aksi teror ini dimaksudkan untuk mengintimidasi para penerbang pesawat (yang terbang) ke pelosok Papua.

Padahal, masyarakat sangat membutuhkan jasa transportasi udara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ”ujarnya.

  1. TNI-Polri memburu pelakunya

Iwan menegaskan, anggota TNI di Puncak diperintahkan untuk mengejar pelaku yang menyandera pilot dan penumpang pesawat Susi Air di Distrik Wangbe.

“Anggota kami akan melakukan patroli rutin di lokasi objek vital, seperti lapangan terbang.

Tujuannya untuk mencegah aksi kelompok yang ingin mengganggu pelayanan transportasi udara di Puncak, ”ujarnya.

  1. Kondisi pilot

Kepala Humas Polda Papua, Kombes. Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, pilot pesawat Susi Air berhasil tiba di Bandara Mozes Kilangin, Timika, sekitar pukul 09.00.

Pilot dalam keadaan sehat dan tidak ada satupun barang yang disita oleh KKB.

Baca juga: Noken Papua Menjadi Google Doodle Hari Ini dan Kisah Danu Fitra, Seniman di Balik Ilustrasi

“Pelaku memanfaatkan tidak adanya pos polisi di bandara Wangbe.

Pasalnya, fasilitas tersebut bukan infrastruktur resmi untuk melayani angkutan penerbangan komersial. Lapangan udara ini sering digunakan para misionaris, ”kata Ahmad.

Dia mengimbau pelaku usaha jasa angkutan udara yang melayani penerbangan ke pedalaman Papua lebih berhati-hati.

Ini karena tidak semua lapangan udara dijaga polisi.

  1. Telah terjadi 3 aksi teror

Total sudah tiga kali aksi teror KKB Papua terhadap awak pesawat sejak awal tahun.

Sebelumnya, KKB Papua membakar pesawat perintis PK-MAX di Bandara Kampung Pagamba, Kecamatan Mbiandoga, Intan Jaya, Papua, pada 6 Januari 2021.

Pilot pesawat tersebut, yaitu Alex Luferchek dari Amerika Serikat, selamat meski terguncang.

Aksi selanjutnya, di hari yang sama, KKB Papua menembaki helikopter operasional milik PT Freeport Indonesia di areal tambang PT Freeport Indonesia di Kecamatan Tembagapura, Mimika.

Kejadian ini menyebabkan kebocoran pada tangki bahan bakar helikopter.

Terdapat lubang kecil di bagian bawah helikopter, yang diduga merupakan lubang peluru, di dekat pintu kiri penumpang.

Tiga awak selamat dari kejadian ini.

Sebelumnya, juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), Sebby Sambom, saat dihubungi Kompas, menyatakan pihaknya terlibat dalam penyerangan pesawat di Mimika dan Intan Jaya.

Ia menegaskan, OPM akan terus menyerang pesawat sipil dan helikopter karena diduga sebagai moda pengangkut aparat TNI-Polri.

Pesawat atau helikopter menjadi sasaran utama saat menyeberang atau mendarat di wilayah operasi kami.

“Kami akan terus menyerang jika pemilik pesawat terus melanggar peringatan kami,” kata Sebby. (*)

Facebook Comments